Selama pandemi Covid-19 ini (dan kemungkinan besar setelahnya juga), kita ‘dipaksa’ oleh keadaan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya enggan kita lakukan. Kita menggunakan masker kendati kita dalam keadaan sehat sebagai langkah agar tidak terjangkit virus korona. Kita lebih sering mencuci tangan atau sekadar memakain hand sanitizer untuk memastikan tangan kita bersih sehingga virus tidak melekat pada tangan kita.
Jelasnya, karena pandemi ini, kita jauh lebih peduli terhadap kesehatan kita ketimbang hari-hari sebelumnya. Pandemi Covid-19 membentuk cara kita hidup saat ini dan beberapa tahun ke depan. Aktivitas yang sebelumnya kita anggap tidak biasa, kini menjadi semacam new normal, normal baru.
Kita ‘dipaksa’ untuk jaga jarak, minimal satu meter antar orang, untuk memutus rantai penyebaran virus. Sehingga, kumpul-kumpul yang sangat kita gandrungi sembari menikmati secangkir kopi mau tidak mau kita tinggalkan. Sudah banyak rapat, diskusi dan konferensi dilakukan secara online. Bahkan seseorang bisa ‘hadir’ lebih dari satu kegiatan dalam sehari, entah sebagai pembicara maupun peserta. Fleksibilitas ini mungkin terjadi karena kemajuan teknologi dan ‘paksaan’ wabah virus korona.
Inilah normal baru yang akan kita lakukan hingga beberapa tahun mendatang. Mungkin ke depannya, walaupun pandemi ini usai, kita masih berpikir dua kali untuk sekadar berjabat tangan. Pandemi ini mengubah laku kehidupan kita.